Halo, teman-teman! Apakah kalian sudah punya rencana liburan untuk tahun ini? Jika belum, saya punya rekomendasi yang bisa membuat liburan kalian lebih hemat dan menyenangkan. Namanya Hotel.co.id, situs cari hotel murah terbaik di Indonesia!Hotel.co.id adalah situs yang menyediakan berbagai pilihan hotel di seluruh Indonesia dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin. Kalian bisa mencari hotel sesuai dengan lokasi, budget, fasilitas, dan ulasan dari pengguna lain. Kalian juga bisa mendapatkan diskon dan promo menarik dari Hotel.co.id yang bisa menghemat biaya liburan kalian.Tidak hanya itu, Hotel.co.id juga memberikan layanan yang ramah dan profesional. Kalian bisa memesan hotel dengan mudah dan cepat melalui website atau aplikasi Hotel.co.id. Kalian juga bisa menghubungi customer service Hotel.co.id yang siap membantu kalian 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jika ada masalah atau keluhan, Hotel.co.id akan menyelesaikannya dengan segera dan memuaskan kalian.Baca juga : Hotel.co.id Situs Cari Hotel Murah TerbaikSaya sendiri sudah sering menggunakan Hotel.co.id untuk mencari hotel murah terbaik saat liburan. Saya selalu puas dengan pelayanan dan kenyamanan yang saya dapatkan dari Hotel.co.id. Saya juga bisa menikmati liburan tanpa khawatir mengeluarkan uang terlalu banyak untuk menginap di hotel.Jadi, tunggu apa lagi? Ayo segera kunjungi Hotel.co.id dan cari hotel murah terbaik untuk liburan kalian. Kalian tidak akan menyesal karena Hotel.co.id adalah situs cari hotel murah terbaik di Indonesia. Saya akan memberikan review singkat tentang situs ini dari segi kelebihan dan kekurangan, serta tips dan trik untuk mendapatkan penawaran terbaik.Kelebihan situs Hotel.co.id:Situs ini memiliki desain yang simpel dan mudah digunakan. Kita bisa mencari hotel berdasarkan nama kota, tanggal check-in dan check-out, jumlah tamu, dan jenis kamar. Kita juga bisa menyaring hasil pencarian berdasarkan harga, bintang, fasilitas, ulasan, dan lokasi. Situs ini juga menampilkan peta yang menunjukkan lokasi hotel dan tempat wisata terdekat.Situs ini memiliki banyak pilihan hotel dari berbagai kelas dan kategori. Mulai dari hotel bintang lima yang mewah dan elegan, sampai hotel kapsul yang unik dan hemat. Kita bisa melihat foto-foto, deskripsi, fasilitas, dan ulasan hotel sebelum memesan. Situs ini juga memberikan informasi tentang kebijakan pembatalan, pembayaran, dan check-in/check-out hotel.Situs ini menawarkan harga yang kompetitif dan transparan. Kita bisa melihat harga total yang harus dibayar sebelum memesan, tanpa ada biaya tambahan atau pajak tersembunyi. Situs ini juga sering memberikan diskon, promo, atau voucher yang bisa kita gunakan untuk menghemat biaya. Selain itu, situs ini juga memiliki program loyalitas yang memberikan poin setiap kali kita memesan hotel. Poin tersebut bisa ditukarkan dengan voucher atau gratis menginap di hotel tertentu.Situs ini memiliki layanan pelanggan yang responsif dan profesional. Jika kita mengalami masalah atau pertanyaan seputar pemesanan hotel, kita bisa menghubungi layanan pelanggan melalui telepon, email, atau chat. Mereka akan membantu kita dengan cepat dan ramah. Situs ini juga memiliki fitur bantuan online yang menyediakan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan umum.Tips dan trik menggunakan situs Hotel.co.idSelalu periksa harga di beberapa situs sebelum memesan hotel. Situs Hotel.co.id mungkin tidak selalu memberikan harga terendah atau terbaik untuk hotel tertentu. Kita bisa membandingkan harga di situs lain seperti Agoda, Traveloka, atau Booking.com untuk mendapatkan penawaran terbaik.Selalu periksa detail hotel sebelum memesan. Jangan hanya melihat foto-foto atau ulasan saja, tapi juga periksa fasilitas, kebijakan, dan lokasi hotel secara teliti. Pastikan hotel sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi kita. Jika ada hal yang kurang jelas atau ragu-ragu, jangan segan untuk menghubungi layanan pelanggan situs Hotel.co.id atau langsung hotelnya.Selalu manfaatkan diskon, promo, atau voucher yang tersedia. Situs Hotel.co.id sering memberikan penawaran menarik yang bisa kita manfaatkan untuk menghemat biaya. Kita bisa mendapatkan diskon hingga 50% untuk hotel tertentu, atau gratis menginap untuk malam tertentu. Kita juga bisa menggunakan kode voucher yang diberikan oleh situs Hotel.co.id atau mitra-mitranya untuk mendapatkan potongan harga tambahan.Selalu ikuti program loyalitas situs Hotel.co.id. Program loyalitas ini memberikan poin setiap kali kita memesan hotel melalui situs Hotel.co.id. Poin tersebut bisa ditukarkan dengan voucher atau gratis menginap di hotel tertentu. Kita juga bisa mendapatkan akses ke berbagai keuntungan eksklusif seperti prioritas check-in/check-out, upgrade kamar, sarapan gratis, dll.Demikian review singkat saya tentang situs Hotel.co.id. Secara keseluruhan, saya puas dengan pengalaman saya menggunakan situs ini untuk mencari dan memesan hotel di Indonesia. Situs ini menawarkan berbagai pilihan hotel dengan harga yang kompetitif dan fitur yang lengkap. Namun tentu saja ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan oleh situs ini agar menjadi lebih baik lagi. Cara Dapat Promo di situs Hotel.co.idTips cara dapat promo di Hotel.co.id, salah satu situs booking hotel online terbaik di Indonesia. Siapa sih yang tidak suka promo? Apalagi kalau promo hotel yang bisa bikin liburan makin hemat dan menyenangkan. Nah, buat kamu yang pengen tahu caranya, simak terus artikel ini sampai habis, ya.Cara dapat promo di Hotel.co.id sebenarnya sangat mudah dan praktis. Kamu hanya perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini:Kunjungi situs Hotel.co.id atau download aplikasinya di smartphone kamu.Cari hotel yang kamu inginkan dengan memasukkan destinasi, tanggal check-in dan check-out, serta jumlah tamu dan kamar.Pilih hotel yang sesuai dengan kebutuhan dan budget kamu. Kamu bisa melihat detail fasilitas, lokasi, ulasan, dan harga hotel di halaman ini.Jika kamu menemukan hotel yang ada promo-nya, kamu akan melihat label promo di pojok kanan atas gambar hotel. Biasanya ada promo diskon hingga 50%, cashback, gratis sarapan, atau fasilitas lainnya.Klik hotel tersebut untuk melanjutkan proses pemesanan. Pastikan kamu memasukkan data diri dan kontak dengan benar.Pada halaman pembayaran, masukkan kode promo yang sesuai dengan promo hotel yang kamu pilih. Kamu bisa menemukan kode promo di halaman promo Hotel.co.id atau di email yang dikirimkan oleh Hotel.co.id.Selesai! Kamu tinggal menunggu konfirmasi pemesanan dari Hotel.co.id dan menikmati liburanmu.Gampang banget, kan? Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan harga hotel yang lebih murah dan hemat. Selain itu, kamu juga bisa menikmati fasilitas dan layanan hotel yang berkualitas. Jadi, tunggu apa lagi? Segera booking hotel impianmu di Hotel.co.id dan dapatkan promo-promo menariknya.Semoga review saya bermanfaat bagi kalian yang ingin menggunakan situs Hotel.co.id untuk perjalanan kalian. Jika kalian punya pengalaman atau pendapat lain tentang situs ini, silakan tulis di kolom komentar ya! Terima kasih sudah membaca review saya sampai habis! Sampai jumpa di review selanjutnya!
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"></div><div style="text-align: left;"><b>Tips Terbaru Lolos Seleksi Beasiswa LPDP</b> - Setiap tahun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan selalu mengembankan teknis seleksi demi menjaring para akademisi yang berkualitas.</div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-sk7z_t-3uow/WkVI0dfa-JI/AAAAAAAAAUo/1w5kMfhbVdc7UJHJIT6C0Vfk6xUvhSCcQCLcBGAs/s1600/10-persyaratan-untuk-daftar-beasiswa-lpdp-2016-VwuzAbcXUi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Tips Terbaru Lolos Seleksi Beasiswa LPDP" border="0" data-original-height="474" data-original-width="800" height="377" src="https://3.bp.blogspot.com/-sk7z_t-3uow/WkVI0dfa-JI/AAAAAAAAAUo/1w5kMfhbVdc7UJHJIT6C0Vfk6xUvhSCcQCLcBGAs/s640/10-persyaratan-untuk-daftar-beasiswa-lpdp-2016-VwuzAbcXUi.jpg" title="Tips Terbaru Lolos Seleksi Beasiswa LPDP" width="640" /></a></div><b>Tips Terbaru Lolos Seleksi Beasiswa LPDP </b><br /><br />Pada tahun-tahun sebelumnya, LPDP memberi peluang kepada calon penerima beasiswa dengan cukup mendaftar di website dan mengunggah beberapa data saja. setelah itu calon pendaftar tinggal menunggu pengumuman lulus Administrasi. Kalau sudah lolos, pesertanya langsung berangkat seleksi tahap akhir, yakni substansi. Singaktnya seleksi hanya berlangsung dua tahap.<br /><br />Syarat Toefl di tahun sebelumnya juga belum terlalu menjadi standar tinggi. Hanya cukup lampirkan score Teofl minimal 450 sudah langsung bisa lolos. Bahkan ada sebagian pengalaman masih sempat mengapload score Toefl pediction. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Berbeda dengan Seleksi LPDP yang sekarang. Tahapan seleksinya aga lebih berat. Kamu harus memang mempersiapkannya dengan matang, baru bisa memiliki pekuang lulus. </div><div style="text-align: left;"><b><br /></b></div><div style="text-align: left;"><b>Maka dari itu, dalam artikel ini, <i>Tim Lpdplulus.com </i>akan berbagi informasi penting buat kamu. Dengan mengetahui infromasi ini, kamu bisa lebih siap dalam mempersiapkan diri dalam proses seleksi LPDP. </b></div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><b>TAHAPAN SELEKSI </b></div><div style="text-align: left;">Seleksi Beasiswa LPDP yang terbaru, akan melewati tiga tahapan seleksi.</div><ul style="text-align: left;"><li>Seleksi Berkas</li><li>Seleksi Assessment Online</li><li>Seleksi Substansi</li></ul><div style="text-align: left;">Baiknya kami akan bahasa tiga tahapan seleksi ini beserta tipsnya.</div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><b>SELEKSI BERKAS</b></div><div style="text-align: left;">Pada saat seleksi berkas, kamu diminta membuat account beasiswa dulu di website resmi LPDP. Dari sana, kamu akan mendapatkan user name dan pasword. Jika kamu belum tahu cara membuat accountnya, silakan baca panduan ini [<a href="http://luluslpdp.blogspot.com/2017/11/cara-mendaftar-beasiswa-s2-lpdp.html" target="_blank"><span style="color: #cc0000;"><b>Panduan Mendaftar</b></span></a>] </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Sebelum melakukan pengisian data di account beasiswa, baiknya kamu menentukan dulu beberapa hal penting. Seperti jurusan atau program studi yang kamu minati. Tujuan kampusnya di mana. Kapan perkualiahannya dimulai. Apa saja persyaratannya. Dengan mengenal kampus tujuan lebih detail, kamu akan tahu persis apa saja yang akan kamu persiapkan. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Selanjutnya, kalau sudah fix dengan pilihan program studi, kamu harus menentukan jalur beasiswa yang akan diambil. Apakah mau ambil beasiswa LPDP jalur reguler, atau dari beasiswa LPDP Afirmasi ( Khusus kamu yang dari daerah 3T, Bidik Misi, dan Prestasi Nasional ) </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Setiap jalur beasiswa memiliki syarat yang berbeda-beda. Hal mendasar perbedaannya ada pada Toefl atau IELST. Bagi yang mengambil jalur reguler, agak tinggi kualifikasinya. Sementara untuk jalur khusus Affirmasi, syaratnya sedikit jauh lebih muda. Karena pihak LPDP berusaha mengangkat kualitas pendidikan di beberapa daerah tertinggal. Sehingga perlakuan khusus seleksi Beasiswa afirmasi memang diprioritaskan. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Nah, kalau kamu butuh detail syarat administrasinya, silakan baca artikelnya [ <span style="color: #cc0000;"><b>Syarat Mendaftar Beasiswa LPDP Berbagai Jalur</b></span> ] </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><b>TIPS SELEKSI BERKAS</b></div><div style="text-align: left;">Berkas penting yang kamu butuhkan sebelum mengisi data di website LPDP, siapkan dulu Essai beasiswamu. Ada 2 essai yang harus kamu buat. Pertama <span style="color: #cc0000;"><b>essai sukses terbesar dalam hidupku</b></span> dan yang kedua <span style="color: #cc0000;"><b>essai Kontribusiku bagi Indonesia</b></span>. Essai Sukses terbesar dalam hidupku ini bebas. Karena ini tidak ada format yang dikasih. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa jumlah kata yang disediakan sangat terbatas. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Bagusnya, kamu membuat semacam <i>list</i> penting untuk kamu rangkai dalam setiap paragraf. Biar semua terangkum dan tersampaikan semua ide yang akan kamu curahkan. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Intinya, essai <u><b>Sukses Terbesar Dalam Hidupku</b></u> itu mencakup sukses secara pribadi, Keluarga, Masyarakat dan negara. Dalam essai ini sebenarnya, calon penerima beasiswa diharapkan membuat sebuah peta masa depan agar bermanfaat bagi banyak orang, termasuk ke negara. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kamu yang membuat essai yang isinya hanya membahas sukses terbesar dalam hidup kemungkinan besar gagal dalam proses seleksi ini. Karena kalau kamu hanya berpikir bahwa sukses terbesar itu hanya untuk diri sendiri dan keluarga, itu salah besar. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Sukses terbesar dalam hidup yang harus dijabarkan dalam essai mencakup, sukses buat diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara. Dalam artian, kamu multi manfaat. Bisa berkontribusi lebih untuk banyak orang. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kalau ingin punya gambar soal contoh Essai Sukses Terbesar Dalam Hidupku, silaan baca kumpulan Essai Sukses Terbesar Dalam Hidupku di sini [ <b>Kumpulan Essai Sukses Terbesar Dalam Hidupku</b>] </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Tips terakhir agar kami lulus Seleksi berkas Beasiswa LPDP ini, kamu harus membuat Curriculum Vitae alias biodata paling keren. Artinya, tunjukan di dalam biodatamu bahwa kamu punya pengalaman yang banyak. Baik itu dalam organisasi, pelatihan, Prestasi Lomba, Jurnal atau hal lainnya yang bisa mendukung diri kamu. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Langkah Pertama tim seleksi mengenal calon penerima beasiswa adalah dari CV yang dimuat di website pendaftaran. Jadi, kalau CV atau bidata diri kamu kurang keren, kemungkinan bisa gagal baru di tahap ini. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kamu bebas mengisinya di website. Hanya saja, dalam website, kamu bakal diminta mengurutknnya dari tahun terbaru hingga tahun yang terlampu. Kalau perlu, prestasi sejak SD dimasukan. Hal ini akan menjadi poin penting. Ingat! Pihak LPDP akan berkenalan denganmu pertama kali dengan satu cara, membaca CV pelamar beasiswa. So, berikan CV terbaikmu. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Eits, meskipun bebas mengisi CV, bukan bearti kamu sembarangan mengisinya sesuka hati. Kamu harus jujur pada dirimu sendiri. Jangan mengisi hal-hal yang tidak pernah kamu lakukan. Karena nanti pada saat seleksi substansi atau taharap terakhir beasiswa, bukti prestasimu akan diminta. Baik itu sertifikat atau semacamnya sekadar mengkonfirmasi kalau data yang dimasukan benar-benar ada. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kalau kamu ketahuan berbohong, ya sudah. Itulah akhir dari segala karirmu sebagai calon penerima beasiswa. Nama kamu akan di-black list dan tidak akan diterima sebagai calon penerima sampai kapanpun. Jadi, sangan disarankan, jujurlah mengisi data diri. Mulailah dari hal-hal kecil seperti ini untuk melakukan hal besar di masa depan nantinya. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Ada pun berkas yang dibutuhkan saat seleksi berkas yakni seperti yang tertera di bawah ini. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-ye0s9869L2Q/Whyo91MeNjI/AAAAAAAAAEA/0JEALzx_wnYstzPPk0affmDSBrWy4xz3wCLcBGAs/s1600/LulusBeasiswaLPDP2018%2B-%2BCopy.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="726" data-original-width="772" height="600" src="https://2.bp.blogspot.com/-ye0s9869L2Q/Whyo91MeNjI/AAAAAAAAAEA/0JEALzx_wnYstzPPk0affmDSBrWy4xz3wCLcBGAs/s640/LulusBeasiswaLPDP2018%2B-%2BCopy.png" width="640" /></a></div><div style="text-align: left;"> <b>SELEKSI ASSESSMENT ONLINE BEASISWA LPDP </b></div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Seleksi Assessment ini adalah seleksi tahap kedua yang baru saja diberlakukan di tahun 2017. Pada seleksi sebelumnya hanya butuh 2 tahapan Seleksi. Seleksi Berkas dan Seleksi Substansi. Setelah itu peserta seleksi menunggu pengumuman. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Berbeda dengan sekarang. Seleksi tahap dua "Assessment Online" beasiswa LPDP lebih kepada mengenal calon penerima secara psikologis. Atau melihat kecenderungan karakter si calon penerima beasiswa. Jadi, soal test tidak ada yang sulit. Karena soal yang akan dikasih tidak ada perhitungan atau tes logika. Karena test ini murni test kepribadian. Tidak sama dengan test TPA atau lainnya. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Tes Assessment Online ini juga sangat sederhana. Hanya memlih setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan pikir-pikir alias tidak punya pilihan. Selebihnya hanya klasfikasi karakter. Seperti kecenderungan diri sendiri. Semisal kamu bakal ditanyai, Apakah kamu suka berdiam diri di kamar dalam kurun waktu yang lama? </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Nah, kamu tinggal memilih ya atau tidak. Gampang kan? </div><div style="text-align: left;">Iya, sangat mudah. Hanya saja, ketika itu mudah, apakah kamu bisa menyelesaikannya dengan baik?</div><div style="text-align: left;">Belum tentu. Karena ketika kamu salah menentukan pilihan, itu akan bernilai buruk bagi karaktermu. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Semisal, ketika dalam pertanyaan kamu disuguhkan pertanyaan, "Apakah kamu sudah bekerja dalam kelompok?" </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Beberapa ada yang menjawab, ya dan ada juga yang tidak. Kalau yang memilih tidak, bebarti dia suka sekali belajar sendiri. Dan suka bergaul atau bekerja sama dengan orang lain. Sehingga nanti ketika kuliah orang-orang seperti ini bakal berantakan. Maka, pihak LPDP kemungkinan tidak memuliskan peserta seperti ini. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Yang dibutuhkan adalah karakter yang suka bekerja sama. Dalam bahasa kerennya adalah bersinergi. Mampu memanfaatkan jaringan pertemanan untuk maju bersama berkontribusi lebih di masyarakat dan negara. Itu maksudnya. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kalau secara karakter dilihat tidak cocok, ya pasti gagal dong. </div><div style="text-align: left;">Kami sarankan, ketika kamu mengisi soal-soal yang ada dalam seleksi Assessment Online, kamu harus siapkan dulu karakter terbaikmu. [ Baca : Model-model Soal Seleksi Assessment Online Beasiswa LPDP ] </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><b>PERSIAPAN SELEKSI ASSESSMENT ONLINE </b></div><div style="text-align: left;">Pada saat kamu lolos berkas, maka kamu harus mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi soal Assessment online. Nah, ada beberapa hal penting yang harus kamu siapkan menuju test antara lain; </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><b>1. Koneksi Internet yang stabil </b></div><div style="text-align: left;">Koneksi internet yang stabil ini perlu diperhatikan. Karena jangan sampai jaringan internetnya bermasalah kamu malah rusak hasilnya. Usahakan membeli paket data yang cepat dan kuata yang cukup. Paling sedikit kuota 1 GB. Karena, pada saat mengisi jawaban online, kamu harus meload data soal dengan kebutuhan data yang stabil. Karena soalnya serupa test aplikasi flash Flayer. Selama internet terkoneksi, jawabanmu akan disimpan secara otomatis di setiap beberapa menit. Sehingga, jangan khawatir kalau terjadi kesalahan pada browser seperti tiba-tiba mati laptop. Kamu bisa melanjutkan pekerjaan soal kamu kok. jadi tenang dan santai. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><b>2. Laptop yang Spesifikasi Bagus. </b></div><div style="text-align: left;">Minimal laptop yang dipakai Ram 1 Giga, Prosessornya minimal Dual Core. Laptop usahakan memilih yang ukuran besar. Jangan menggunatakan laptop kecil. Nanti bakal ribet matamu membaca soalnya. Usahakan ukuran laptp besar agar kamu makin semangat mengisinya. </div><div style="text-align: left;"><b><br /></b></div><div style="text-align: left;"><b>3. Menggunakan Browser Terbaru Google Chrome</b></div><div style="text-align: left;">Maksud dari browser terbaru agar yakni buat jaga-jaga. Karena Browser terbaru pasti jauh lebih stabil dari browser sebelumnya. Kahatirnya, saat kamu mengisi soal, terjadi <i>crush </i>di browser dan akibatnya soal tidak bisa keluar. Kan brabe juga urusannya. Iya kan? </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">4. Membaca Point Penting Dalam Penilaian Soal Assessment Online. Mungkin akan lebih baik kamu memahami hal penting yang dijabarkan dalam artikel ini [ <a href="http://luluslpdp.blogspot.com/2017/11/wajib-tahu-poin-penting-penilaian-dalam.html" target="_blank"><span style="color: #cc0000;"><b>Point Penting Dalam Seleksi Assessment Online</b></span></a> ] </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"><b>SELEKSI SUBTANSI (TAHAP TERAKHIR)</b></div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Pada seleksi Subtansi ini, kamu akan menjalani beberapa sesi. Nanti akan ada pembagian secara online, tertera di account beasiswamu jadwal kamu seleksi. Di sana dituliskan kamu masuk grup wawancara berapa, test Essai On the Spot, dan Kelompok Leadership Group Discussion (LGD). Catat baik-baik informasi itu. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Berkas yang harus kamu bawa saat seleksi Substansi adalah bukti fisik berkas yang kamu masukan di website beasiswa. Semacam surat rekomendasi dari dosen yang kamu pakai saat mendaftar, Surat pernyataan bermaterai 6 ribu, Print out CV Pendaftar dari web langsung, kartu Peserta Seleksi yang diprint dari web juga, bawa 2 materai 6 ribu, serta berkas sertifikat lainnya yang sempat dimasukan ke dalam bidatamu dulu. Silakan bawa bukti fisiknya. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Setelah bukti fisik diperiksa, kamu bakal siap-siap menuju tahapan seleksi. Seperti yang sudah kami sebutkan. Seleksi Substansi akan melewati 3 sesi; Seleksi Wawancara, Seleksi Essai on the Spot, dan terakhir LGD. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: left;">Saat seleksi wawancara, kamu akan berhadapan dengan 3 pakar dari ilmu yang akan kamu minati. Ada 1 orang yang sama dengan program studi yang akan kau ambil, 1 orangnya melihat sisi nasionalisme dan integritasmu, serta yang terakhir pewawancara dari psikolog yang bertugas mengamati kepribadianmu saat berbicara. Kemungkinan, kalau kamu berbohong akan sangat kelihatan.</div><div style="text-align: left;">Selain itu, saat seleksi juga kamu bakal direkam. Pihak LPDP memang sengaja merekam data wawancara agar bisa dijadikan laporan hasil wawancara. Dengan begitu, kamu bisa komplain kalau ada indikasi kecurangan dalam tahap ini. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Tapi sejauh ini, seleksi wawancara berjalan baik saja. Pihak LPDP sangat profesional. Jauh sebelum, para interviewer sudah mendapatkan arahan langsung dari LPDP. Jadi, profesional dalam mewawancarai. Tidak melihat kamu anak pejabata atau tidak. Semua diperlakukan sama. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Hanya saja, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan saat wawancara.Kamu tidak boleh duduk bersandar. Karena kesannya kamu menyepelehkan tim wawancara. Usahakan duduk sopan dengan badan tegap. Seperti orang yang berminat meraih beasiswa ini. badan agak lurus dan tampak berwibawa. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Jangan lupa tersenyum manis saat kamu mau menjawab. Bertindaklah sealami mungkin tanpa ada beban. Anggaplah pewawancara adalah orangtuamu yang akan menanyakan keseriuasanmu untuk belajar. Jangan menganggap mereka itu serupa monster yang harus ditakuti. Sekali lagi, anggaplah mereka itu orangtuamu yang akan memastikan bahwa kamu serius ingin kuliah. Kata kuncinya di situ. Kamu mau curhat soal cita-cita kuliah. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Nanti akan ada pertanyaan yang akan mengarah, nanti setelah studi kamu mau jadi apa, atau setelah studi kamu akan melakukan apa. Jawaban yang diharapkan pertanyaan seperti ini akan kembali pada poin kontribusimu untuk keluargamu, masyarakat dan bangsa. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kamu jelaskan saja, kamu setelah wisudah mau kerja di mana, terus kontribusimu apa untuk bangsa, dan keuntungan apa juga yang akan kamu dapat secara pribadi. Artinya, jawabanmu harus mengarah ke tiga point penting itu. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Sebelum dan sesudah wawanca, usahakan salaman. Dengan menyalami pewawancara, kita sudah menjaga hubungan baik dengan mereka. Artinya, proses wawancara yang buruk sekalipun, kalau ternyata kamu di akhir kesannya sopan dan sangat baik, bisa jadi poin terakhir karaktermu itu yang menyalamatkanmu dari wawancara. Kamu tidak pernah tahu,munkin hal kecil bisa menolongmu saat wawancara. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Tahapan seleksi Wawancara memang cukup berat bagi sebagian orang. Tapi bagi orang lain, sesi wawancara adalah jalan terbaik untuk bisa lolos sebagai penerima beasiswa. Ini kesempatan curhat soal cita-cita dan harapan masa depan. Sebagai orangtua, si pemberi beasiswa hanya memastikan kesiapan studimu, karaktermu cocok apa tidak sebagai pelajar, dan potensi sukses kira-kira seperti apa. Kalau dianggap cocok, siap-siaplah menunggu pengumuman. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Jika Lolos Seleksi Substansi, maka siap-siap mengikuti Persiapan Keberangkatan. Kurang lebih 5 hari dan akan dilaksanakan di Jawa barat, Depok, tepatnya di Wisma Hijau. Tempat Pelaksanaan bisa saja berubah. Tapi sejauh ini, LPDP lebih memilih Wisama Hijau. Karena fasilitasnya yang cocok buat pelatihan. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Nah, untuk pelamar beasiswa jalur Affirmasi, setelah lulus seleksi Substansi, akan diberikan fasilitas tambahan beruapa Pengayaan Bahasa [ TOEFL dan IELST]. Durasi pelaksanaan ada yang 3 bulan dan ada yang 6 enam bulan. Lama pelaksanaan akan bergantung dari score TOEFL kamu sebelumnya. Kalau scorenya lebih dari 450, maka biasanya mendapatkan pengayaan 3 bulan. Kalau di bawah score 450, biasanya ditempatkan selama 6 bulan. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Pemilihan lokasi pengayaan bahasa akan ditentukan langsung oleh pihak LPDP. Peserta yang menunggu saja jadwal pelaksanaanya. </div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: left;">Kami kira cukup untuk informasi penting ini. Kalau memang mash ada yang perlu ditanyakan, silakan tinggalkan komentar, dan subscribe website ini agar kamu bisa mendapatkan pemberitahuan langsung ke email info penting. Salam Sukses dan semoga <b>Tips Terbaru Lolos Seleksi Beasiswa LPDP </b>bermafaat<b> </b>untuk semua! </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-eYjdA_aMibk/Wy-Bx9iA4MI/AAAAAAAAAyk/z6wZ19XtNhk1Geek9ikje5BUDSGIW_JewCLcBGAs/s1600/BESARAN%2BGAMBAR.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="499" data-original-width="867" height="368" src="https://2.bp.blogspot.com/-eYjdA_aMibk/Wy-Bx9iA4MI/AAAAAAAAAyk/z6wZ19XtNhk1Geek9ikje5BUDSGIW_JewCLcBGAs/s640/BESARAN%2BGAMBAR.png" width="640" /></a></div><br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>Contoh Cerpen </b>kali ini saya akan bagikan adalah cerpen berjudul Buka Kami dari media Republika. Cerpen ini adalah karya <i>Andriono Kurniawan. </i>Kalau butuh contoh cerpen ini dalam bentuk Word silakan download filenya di bagian akhir.<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-EQt0er63yqs/W0Y6Qk-YvqI/AAAAAAAAA7Q/eisye_BbhPkDqoY_yAvFeG1IrA0ru2KCACLcBGAs/s1600/Contoh_Cerpen_Singkat.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kumpulan Cerpen Singkat" border="0" data-original-height="629" data-original-width="910" height="441" src="https://3.bp.blogspot.com/-EQt0er63yqs/W0Y6Qk-YvqI/AAAAAAAAA7Q/eisye_BbhPkDqoY_yAvFeG1IrA0ru2KCACLcBGAs/s640/Contoh_Cerpen_Singkat.png" title="Contoh Cerpen Singkat" width="640" /></a></div><h3 style="text-align: center;"><b>Contoh Cerpen Koran Republika</b> : Bukan Kami </h3><blockquote class="tr_bq">Adikku sudah tertidur lelap beralaskan tikar pandan di atas dipan. Dengkurannya menandakan bahwa dia sudah sangat lelah setelah seharian mencari rumput untuk ternak pak Haji Bukhari tetangga sebelah yang dikenal sangat baik hati.<br />Ada empat ekor sapi dan enam ekor kambing yang setiap hari harus diberi makan. Dua minggu ke depan jumlah sapi akan bertambah karena sang betina sedang mengandung dan lima hari lagi kambing pun akan bertambah.<br />Rumput di tepi sungai di selatan dukuh kami adalah rumput yang baik untuk semua ternak. Buktinya ternak pak Haji Bukhari gemuk gemuk meskipun pemiliknya berperawakan tidak gemuk. Selepas membawa dua karung penuh rumput, biasanya uwak Haji, begitu kami memanggilnya, langsung memberi upah pada adikku. Senyum merekah ketika uwak Haji memberi upah yang lebih dari biasanya tadi pagi.<br />“Terima kasih uwak…..aku bisa beli beras buat emak,” kata adikku.<br />“Jangan lupa shalat Dhuha ya, Soleh” balas Uwak haji.<br />Kupandangi lima liter beras yang tadi pagi Soleh bawa untuk kami. Kami tidak akan memakannya dalam wujud nasi disebabkan pasti cepat habis. Kami biasanya membuat bubur sehingga cukup untuk banyak mulut di keluarga kami.<br />Air bubur terlihat sangat nikmat ketika kami makan. Makan nasi dengan lauk seperti keluarga Pak Ginu yang menjadi kepala seksi partai berwarna merah adalah angan-angan yang indah untuk keluarga ini. Ingin rasanya merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga Ginu.<br />Mereka makan enak, uang banyak. Dua minggu sekali rumah pak Ginu selalu didatangi banyak orang. Pernah aku mencuri dengar kira-kira apa yang mereka bicarakan karena rasa ingin tahuku begitu besar. Banyak kata yang aku tidak paham, seperti “manifesto”, “ revolusioner”, dan “kamerad”.<br />Rapat demi rapat mereka lakukan dan jumlah mereka makin hari makin banyak. Tidak hanya laki-laki yang datang, tetapi wanita wanita pun banyak yang hadir. Sepulang dari rapat, mereka membawa bingkisan yang aku tidak tahu apa isinya.<br />Selesai membuat bubur nasi, aku menjerang air agar kami sekeluarga bisa membuat teh. Teh pahit tentunya. Harga gula sangatlah mahal. Ayahku yang bekerja sebagai buruh tani tak akan sanggup membeli.<br />Bagi kami sekeluarga, teh pahit terasa sangat nikmat, apalagi jika ayah, ibu, adikku meminumnya bersama sama. Hasil kebun berupa singkong dan pisang adalah rezeki dari Allah pada hamba-Nya yang sangat terhimpit oleh keadaan ekonomi yang tidak menentu seperti saat ini. Uang hasil bayaran ayah terasa tak ada gunanya saat harga-harga membubung tinggi. Singkong yang kami makan tidak pernah digoreng, tapi direbus. Selain mahal, minyak goreng pun susah dicari.<br />***<br />“Kiai benar-benar menentang kami sebagai gerakan rakyat?” teriak seorang pemuda.<br />“Apa yang kalian maksud gerakan rakyat? Demi Allah aku dan kiai lain tidak akan mengubah pendirian. Kalian tidak mengakui Allah….kalian berada di jalan yang salah….” Jawab Kiai Tangannya yang terikat ke kursi disundut rokok oleh pemuda tersebut. Sang alim menahan sakit dengan terus menyebut<br />“Allah…..Allah….Allah.” Siksaan demi siksaan diterima olehnya dengan sabar.<br />Hingga suatu ketika semuanya terasa gelap. Semua rasa sakit itu hilang dan tidak ada lagi rasa sakit.<br />***<br />Kami terkejut malam itu. Ayah membawa banyak makanan dan minyak goreng. Tanpa banyak kata, ayah memberikannya ke ibu dan langsung keluar rumah. Ayah menghilang di kegelapan malam bersama orang-orang pak Ginu.<br />Teriakan-teriakan pekik itu sangat aku kenal. Teriakan-teriakan itu persis yang di teriakkan di rapat-rapat di rumah pak Ginu. Aku sangat khawatir pada ayah. Ibu pun demikian. Tapi, memang kami akui bahwa kami pun membutuhkan bahan-bahan pokok yang dibawa ayah. Serasa hujan sehari memupus kemarau sepanjang tahun.<br />Kami bahkan pernah tidak makan berhari-hari. Terakhir kali kami makan daging adalah saat Idul Adha. Orang-orang Masjid yang memberikannya atas perintah Uwak Kiai. Idul Adha adalah hari di mana kami bisa makan daging setahun sekali. Kerat demi kerat daging kami kunyah pelan-pelan sambil menikmatinya dengan perlahan. Kami melakukannya karena sadar hanya hari itulah kami bisa makan daging kambing .<br />***<br />Pagi itu dukuh kami gempar. Kentongan dipukul tanda ada yang meninggal. Semua warga dukuh sudah berkumpul di rumah yang sangat kami kenal, rumah Uwak Haji. Soleh menarik tanganku untuk mengikutinya. Hatiku bertanya-tanya siapakah yang meninggal. Banyak orang bergegas menuju ke rumah Uwak.<br />Kerumunan orang sudah mulai bertambah banyak. Para pemuda Ansor berjaga-jaga di sekitar rumah kiai. Di antara pemuda Ansor ada kawanku, Miftah, kawan saat kami ngaji bersama Uwak Haji saat kami kecil.<br />“Siapa yang meninggal?” tanyaku pada Miftah.<br />“Uwak…. Beliau ditemukan sudah meninggal di penggilingan padi. Aku yakin ini adalah perbuatan mereka,” jawab Miftah dengan berkaca-kaca.<br />Aku tak kuasa menahan tangisku. Uwak adalah guru kami.Uwak sudah banyak menolong keluarga kami. Rumah yang kami tempati pun sebenarnya adalah milik Uwak. Kami boleh menempatinya tanpa membayar sedikit pun. Ingin rasanya menjerit keras, namun aku tahan dan untuk terakhir kalinya aku ingin melihat jenazah Uwak. Aku dan Soleh berusaha masuk rumah, tapi kami ditahan oleh para pemuda Ansor.<br />Nyai, istri uwak mendekati kami. Aku langsung mencium tangan Nyai yang saat itu terlihat sangat sedih. Aku memapah Nyai sampai teras rumah karena Nyai berjalan begitu lunglai. Dari dalam rumah, dua orang wanita seumuranku mendekati kami dan mengganti papahanku dengan tangan mereka. Hanya tiga langkah berselang lalu Nyai jatuh pingsan.<br />Beruntung tubuh Nyai sudah di pegang erat. Air mataku mengalir deras melihat keadaan Nyai. Di ruangan tengah tubuh Nyai di baringkan sambil kakinya dipijat-pijat. Aku kaget saat tanganku di tarik seseorang. Ternyata Soleh yang menarikku.<br />Kami masuk ke ruangan di mana uwak dulu mengajari kami membaca Al Quran. Ada sepuluh pemuda Ansor yang membaca ayat suci Alquran dan di situlah jenazah Uwak terbaring di atas tandu Jenazah. Aku dan Soleh sudah tidak bisa lagi melihat wajah uwak karena sudah ditutup kain penutup jenazah bertuliskan huruf-huruf Arab.<br />***<br />Seminggu telah berlalu. Masa berkabung masih menyelimuti dukuh ini. Dari siaran radio tetangga dikabarkan bahwa baru saja terjadi huru-hara di Ibu Kota. Tujuh Jendral TNI diculik dan dibunuh. Keadaan makin mencekam. Partai merah ini mulai menjadi-jadi. Aku sangat takut dengan apa yang akan terjadi berikutnya.<br />Aku khawatir pada ayahku dan keluargaku. Kemarin aku mendengar bahwa kelompok yang menamakan dirinya pemuda rakyat telah menganiaya seorang Ketua pemuda Ansor di kampung sebelah hingga tewas. Kontan saja hal ini makin membuat keadaan semakin menakutkan. Saat malam tiba semuanya mematikan lampu dan warga tidak berani keluar.<br />Mereka mengunci rumah rapat-rapat dan tidak mau menerima tamu malam-malam. Mereka takut pintu rumah digedor oleh pemuda rakyat. Penculikan dan penganiayaan yang berakhir kematian atau hilang tanpa kabar telah membuat siapa pun takut.<br />Kami tidak tahu harus bagaimana dan kepada siapa kami meminta perlindungan. Mendukung partai Merah berarti menentang keyakinan kami sebagai orang Islam. Menentang mereka alamat kami akan di teror habis-habisan.<br />Aparat tidak bisa menjangkau dukuh kami yang jauh dari pusat kota markas mereka. Yang berkuasa di dukuh pedalaman seperti dukuh kami adalah pemuda rakyat. Harapan terakhir kami adalah pemuda Ansor yang jelas menentang partai merah. Di manakah kalian wahai pemuda Ansor?<br />***<br />“Murni….Murni……!!” teriak seseorang yang sangat aku kenal .<br />Aku beranjak keluar dan melihat Miftah seorang diri dengan napas yang terengah-engah. Di tangan kirinya ada sebuah golok besar. Itu adalah senjata pemuda Ansor melawan partai Merah.<br />“Ada apa Miftah?” tanyaku.<br />“Murni, keadaan mulai berubah. Tentara mulai melakukan operasi menumpas Partai Merah. Kami sebagai penentang Partai Merah bahu-membahu melakukan operasi ini. Aku ingin menyampaikan bahwa di dalam daftar nama pengikut rapat Partai Merah terdapat nama ayahmu…….. sebelum terjadi penangkapan, lebih baik kau sekeluarga pergi dari dukuh ini. Aku takut kalian terkena amuk massa…..” ucap Miftah yang masih terengah-engah.<br />Aku sangat terkejut. Aku tahu saat seperti ini akan terjadi. Namun, tidak secepat ini. Aku bahkan belum bicara apa pun dengan ayahku karena mulai saat ayah ikut rapat pak Ginu, ayah jarang berada di rumah. Ayah hanya pulang dan menaruh bungkusan di meja dapur lalu pergi lagi.<br />Samar kami berdua mendengar suara tembakan dan teriakan. Bergegas Miftah pamit dan aku pun mencari Soleh dan ibu. Aku sangat takut. Di rumah tidak aku temukan Soleh. Ibu pun tidak ada di kamar. Tidak ada di dapur. Aku beranjak ke sungai dengan berdoa agar aku tidak terlambat.<br />Aku berlari secepatnya menggunakan jalan pintas. Sepintas aku melihat tentara yang sedang mengepung rumah pak Ginu. Rasa penasaran menyelimuti hati karena baru kali ini melihat tentara berseragam.<br />“Tidak….aku hanya punya mereka… jangan tangkap mereka…..lepaskan…… bukan orang tua kami yang harusnya diikat…..lepaskan…” teriak aku.<br />Soleh menangis sambil memeluk ibu dan ayah. Aku berusaha membuka ikatan ayah dan ibu. Tindakanku ternyata membuat seorang tentara marah. Ikatan ayah terhubung pada ikatan ibu lalu ke orang di belakangnya.<br />“Hentikan itu! Atau kau pun kami tangkap….” ancam seorang tentara.<br />“Bukan kami yang harus kau tangkap……..bukan kami…….bukan kamiiiii…….” teriakku.<br />Miftah menarik aku dan Soleh menjauh dari kedua orang tua kami. Ayah dan ibu menangis menatap kami. Mulut mereka bergetar seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Aku dan Soleh tidak peduli apa yang terjadi di sekitar kami. Saat itu kami hanya menatap wajah ayah dan ibu. Tangisan anak-anak lain pun tidak terbilang jumlahnya.<br />“Jaga Soleh baik-baik Murni…….” ucap ayah.<br />Aku mengangguk perlahan. Soleh makin kencang menangis saat para tentara membawa semua yang terikat naik truk tentara. Bukan kami yang seharusnya menderita seperti ini. Bukan kami. ■</blockquote><br /><i>Andriono Kurniawan adalah seorang guru SMA Islam NFBS, pegiat literasi dari Rumah Dunia Serang Banten, penulis esai dan cerpen, wakil Indonesia dalam program IREX 2007 USA, wakil Indonesia dalam pertukaran guru Indonesia- Korsel 2018, tinggal di Cinangka Serang Banten hingga sekarang.</i><br /><i><br /></i>Demikian Contoh Cerpen ini. Semoga Admin bisa share lagi contoh cerpen media sebagai media belajar bagaimana nanti menulis cerpen yang baik. Salam.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><b>CONTOH CERPEN</b> kali ini adalah karya Mas Dadang Murtono. Cerpen ini dimuat oleh media Suara Merdeka. Jika kamu butuh file Ms Word, silakan download di link paling bawah. Contoh Cerpen ini sudah saya simpankan.<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-xueirQ_WXnQ/W0ZBgN6ZCZI/AAAAAAAAA7c/Nj_dTZIxedEmP7OyTgYI7O2Q0Ax-JwzfgCLcBGAs/s1600/Contoh_Cerpen_Singkat1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kumpulan Contoh Cerpen " border="0" data-original-height="389" data-original-width="796" height="310" src="https://2.bp.blogspot.com/-xueirQ_WXnQ/W0ZBgN6ZCZI/AAAAAAAAA7c/Nj_dTZIxedEmP7OyTgYI7O2Q0Ax-JwzfgCLcBGAs/s640/Contoh_Cerpen_Singkat1.png" title="Contoh Cerpen Suara Merdeka" width="640" /></a></div><div style="text-align: center;"></div><h3 style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>Contoh Cerpen : Cerpen </b><span style="font-weight: normal;">Dadang Ari Murtono (Suara Merdeka) </span></span></h3><div style="text-align: center;"><b>PENCARIAN BAKAT</b></div><div style="text-align: center;"><b><br /></b></div>Tiga orang, satu perempuan dan tiga laki-laki, duduk di balik meja panjang menghadap mikropon berbatang kecil berwarna hitam. Melalui mikropon itulah mereka menyalurkan segala komentar pedas terhadap siapa saja di panggung seberang meja panjang.<br /><br />Seorang perempuan dengan rok setinggi paha berwarna merah dan kemeja flanel ketat yang didominasi warna hijau lengkap dengan riasan yang mencolok mata mereka sebut jelmaan kakatua. Perempuan itu, yang pasti belum berusia lebih dari dua puluh dua tahun, menutup muka dengan kedua belah telapak tangan. Kedua bahunya berguncang-guncang. Lalu, setelah berhasil menenangkan diri, sedikit menenangkan diri, perempuan itu berkata, “Tapi bukankah kalian seharusnya menilai suaraku?”<br /><br />Si perempuan di balik meja berkata: Suaramu seperti lengkingan monyet yang sedang kawin.<br /><br />Lelaki berjas hitam di balik meja berkata: Suaramu seperti seruling. Namun seruling yang habis terlindas truk kontainer.<br /><br />Lelaki berkemeja putih dengan dasi kupu-kupu berkata: Lolongan kucing yang tengah beranak jauh lebih baik ketimbang suaramu.<br /><br />Perempuan di atas panggung tak kuasa menahan air mata. Air mata yang beberapa saat sebelumnya ia redakan. Ia berusaha tegar berdiri. Namun kakinya gemetar. Beberapa detik kemudian, dua lelaki berbadan tegap masuk ke panggung, lalu memapah perempuan yang pingsan itu dan membawa keluar.<br /><br />Setelah perempuan itu, sebelas lelaki memasuki panggung. Mereka mengenakan seragam hitam. Seragam ketat terusan dari ujung kaki hingga leher. Tampang mereka menunjukkan ketegangan. Mereka membungkuk ke ketiga makhluk mengerikan di balik meja panjang. Makhluk-makhluk yang telah malih rupa jadi malaikat pengadil. Perempuan di balik meja langsung nyerocos: Bagaimana kalian memakai pakaian itu? Apakah penjahit menjahitnya langsung di tubuh kalian seperti itu? Lalu bagaimana kalian nanti melepasnya? Dengan mengguntingnya?<br /><br />Dua lelaki yang mengapit perempuan itu tersenyum masam. Si laki-laki berjas hitam bertanya: Apa yang akan kalian lakukan?<br /><br />“Akrobat,” salah seorang di antara mereka, sepertinya yang ditunjuk kawan-kawannya sebagai juru bicara, menjawab. Suaranya gemetar. Enam lelaki lain menyeka kening.<br /><br />“Kalian akan gagal,” kata lelaki berkemeja putih berdasi kupu-kupu. “Aku tahu bahkan sebelum kalian memulai. Kenapa kalian tidak pulang saja?” tambahnya.<br /><br />“Kau jahat sekali,” perempuan di balik meja menyahut. Namun wajahnya menunjukkan ekspresi menahan geli. Dan selarik senyum menghias bibirnya yang dipoles lipstik merah menyala. “Mereka harus melakukannya dulu kan? Itu peraturannya.”<br /><br />“Terserah merekalah. Aku hanya ingin mengatakan usaha mereka akan sia-sia belaka. Hayo…, segeralah mulai.” Lelaki berkemeja putih berdasi kupu-kupu menyandarkan punggung ke sandaran kursi setelah membanting beberapa lembar kertas ke atas meja.<br /><br />Sebelas lelaki itu kembali membungkukkan badan bersama-sama. Mereka kemudian memencar dan keluar dari panggung. Lima detik kemudian, empat di antara mereka masuk dari sisi kiri panggung kembali seraya menggotong trampolin besar. Empat yang lain menggotong trampolin sama besar dari sisi kanan panggung. Lantas, tiga sisanya berlari, dua dari sisi kiri dan satu dari sisi kanan, dan langsung meloncat ke atas trampolin. Tubuh mereka melenting tinggi. Mereka berjempalitan, berputar-putar, dan kembali jatuh dengan kaki terlebih dulu di trampolin lantas melenting kembali. Delapan laki-laki lain segera pula turut dalam permainan.<br /><br />Dua trampolin itu, meskipun berukuran besar, nyatalah berkesan terlalu sempit untuk sebelas orang yang melenting-lenting di atasnya, berjempalitan, berputar-putar, untuk kemudian jatuh ke atas trampolin dan kembali melenting-lenting. Mereka melompat dan mendarat di trampolin lain, bertukar posisi. Kadang-kadang mereka tampak seperti akan bertabrakan sewaktu melenting di udara dan menyeberang ke trampolin lain.<br /><br />Penonton yang memadati kursi di belakang tiga orang yang duduk di belakang meja panjang tak mampu menahan teriakan. Para penonton itu kaget. Mereka takut sebelas orang itu bertumbuk dan mendapat celaka. Namun sebelas orang itu menunjukkan keterampilan memukau. Mereka lincah. Lentingan mereka kian tinggi, makin tinggi, hingga di satu titik, lentingan mereka nyaris menyentuh langit-langit panggung. Beberapa penonton kembali berteriak tertahan. Dan begitu sebelas orang itu mengakhiri pertunjukan, penonton bertepuk tangan. Panjang. Dan menggema.<br /><br />Sebelas orang itu berdiri terengah-engah. Keringat membanjiri tubuh mereka, membuat pakaian yang sudah begitu ketat, tampak lebih ketat lagi.<br /><br />Perempuan di balik meja berkata: Kalian seharusnya menyadari penampilan kalian hanya menghasilkan banyak keringat. Karena itu, kalian seharusnya memakai deodoran lebih banyak lagi.<br /><br />Perempuan itu mengibas-ngibaskan tangan kiri di depan hidung, sedangkan tangan kanan sibuk menulis entah apa di kertas yang berserakan di depannya.<br /><br />Lelaki berjas hitam di balik meja berkata: Anak-anakku empat. Yang terbesar berusia dua belas tahun dan yang paling kecil empat tahun. Mereka bisa melompat lebih indah daripada kalian, bahkan tanpa bantuan trampolin.<br /><br />Lelaki berkemeja putih dan berdasi kupu-kupu di balik meja berkata: Lumba-lumba juga bisa melompat seperti itu. Yang kami mau sesuatu yang luar biasa. Bukan sesuatu yang biasa-biasa saja seperti itu. Kalian tahu, jika kalian melompat, bukan lompatan yang asal tinggi yang kami mau. Kami mau lompatan yang bisa membuat pelompat meninggalkan kenyataan.<br /><br />Sebelas lelaki di atas panggung menundukkan muka. Penonton bersorak huuu… panjang dan bergema. Sebelas lelaki di panggung tak tahu kepada siapa sorakan huuu itu tertuju; pada mereka atau komentar tiga makhluk yang seolah-olah terlahir tanpa hati nurani itu.<br /><br />Mereka beringsut. Hendak keluar dari panggung. Perempuan di balik meja berkata: Kalian memang tidak layak. Kalian bahkan tak tahu sopan santun. Begitukah cara orang tua kalian mengajari kalian?<br /><br />Sebelas laki-laki di atas panggung berhenti. Si juru bicara tampak hendak menyampaikan sesuatu. Namun suaranya tenggelam ke dalam kerongkongan dan hanya meninggalkan desisan panjang di ujung lidah.<br /><br />Perempuan di balik meja meneruskan: Kalian seharusnya mengucapkan terima kasih terlebih dahulu sebelum pergi.<br /><br />Laki-laki berkemeja putih dan berdasi kupukupu menambahkan: Lihatlah. Seperti kubilang, mereka benar-benar memuakkan. Mereka bahkan tak menghargaimu yang membela mereka tadi.<br /><br />Laki-laki berjas hitam mengibaskan tangan. Dan sebelas laki-laki keluar dari panggung. Lunglai.<br /><br />Laki-laki berkemeja putih dan berdasi kupukupu berkata: Apa-apaan ini? Kenapa kita berada di sini dan disuguhi tumpukan sampah seperti ini? Benar-benar menyebalkan.<br /><br />Laki-laki berjas hitam mengafirmasi: Aku setuju. Aku hampir-hampir tak sanggup menahan muntah. Untung aku ingat tadi aku menghabiskan tiga ekor lobster asam manis. Dan itu tidak murah.<br /><br />Setengah menit kemudian, di atas panggung, berdiri seorang perempuan. Rambutnya yang hitam tergerai, menjuntai hingga betis. Ia mengenakan celana kain hitam. Kemeja hitam. Sepatu hitam. Celak mata hitam. Gelang dan kalung hitam.<br /><br />Perempuan di balik meja berkata: Untuk seorang perempuan, selera fashion-mu benarbenar payah.<br /><br />Perempuan di balik meja berdiri. Memamerkan diri sendiri. Gaun hijau dengan manik-manik berkilauan membungkus tubuhnya, memperlihatkan lekuk pinggul, menonjolkan sepasang payudara yang agung.<br /><br />Laki-laki berjas hitam berkata: Benar-benar tak ada harapan.<br /><br />Laki-laki berkemeja putih dan berdasi kupukupu berkata: Sampah lain lagi.<br /><br />Laki-laki berjas hitam berkata: Apa yang akan kaulakukan? Cepatlah, kami tidak punya waktu seharian menunggumu melakukan hal bodoh. Mari kita akhiri dengan cepat.<br /><br />Perempuan di atas panggung mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, menyapu tiga pengadil tak bercela di balik meja, menyapu para penonton. Cahaya lampu panggung yang mengguyur tubuhnya membuat semua orang di sana tahu: matanya berkaca-kaca.<br /><br />“Aku hanya meminta kalian semua mendengarkan bunyi tepukan tanganku,” kata perempuan itu. Lantang. Suaranya bergema.<br /><br />Terdengar suara tawa menyambut ucapannya. Suara tawa dari perempuan di balik meja. Suara tawa dari lelaki berjas hitam. Suara tawa dari lelaki berkemeja putih dan berdasi kupu-kupu. Suara tawa dari beberapa penonton.<br /><br />Sebelum suara tawa berakhir, perempuan di atas panggung telah bertepuk tangan. Satu kali saja. “Dan kalian akan tertidur,” katanya dengan kelantangan tak berubah.<br /><br />Ruangan itu hening. Semua, kecuali perempuan di atas panggung, telah jatuh dalam tidur yang dalam. “Kalian akan bermimpi menjadi sebatang pohon. Kalian akan terbangun setelah aku pergi dari sini,” tambahnya.<br /><br />Lantas ia pergi. Suara langkah kakinya memecah keheningan. Tepat ketika ia keluar dari panggung, seisi ruangan terbangun dari tidur.<br /><br />Dan mereka, penonton dan tiga orang di balik meja, terkejut mendapati betapa rambut mereka telah berubah menjadi dedaunan. Dedaunan lebat berwarna hijau.<br /><br />Dari sela-sela kerimbunan daun itu muncul kepala seekor ular yang mendesis-desis dan menjulurkan lidah yang bercabang. (44)<br /><br /><br /><i>Dadang Ari Murtono, lahir dan tinggal di Mojokerto, Jawa Timur. Bukunya yang sudah terbit antara lain Ludruk Kedua (puisi, 2016) dan Samaran (novel, 2018). Saat ini bekerja penuh waktu sebagai penulis dan terlibat dalam kelompok suka jalan.</i><br /><h3 style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>Contoh Cerpen : Cerpen </b><span style="font-weight: normal;">Dadang Ari Murtono (Suara Merdeka)</span></span></h3>Demikian <b><span style="color: orange;">Contoh Cerpen</span></b> karya mas Dadang Ari Murtono (Suara Merdeka ). Semoga bisa jadi bahan untuk belajar ya.<br /><br /></div>
<b>Contoh Cerpen Tempo : ‘La Vita e Viaggio’</b><br />Maywin Dwi-Asmara, lahir di Mataram, 3 Mei 1992. Cerpenis dan peneliti. Pada 2014, Maywin mendapat research fellow dari satu Universitas di Bologna, Italia. Pada Oktober 2016, dia diundang Dewan Kesenian Jakarta sebagai pemateri dalam Dua Forum Teater Riset. Ia berkhidmat di Komunitas Akarpohon, Mataram, Nusa Tenggara Barat.<br /><div style="text-align: center;"><img alt="Contoh Cerpen Tempo " border="0" data-original-height="752" data-original-width="498" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-MeqHe64ekRk/W0tbabakefI/AAAAAAAAA74/Tlg8FQWgwLkZ82bu1fPpyBeRmsGNhwKWgCLcBGAs/s640/la-vita-e-viaggio-ilustrasi-imam-yunni-koran-tempo.jpg" title="Contoh Cerpen Tempo " width="422" /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: x-small;">La Vita e Viaggio ilustrasi Imam Yunni/Koran Tempo</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: center;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><h3 style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;">Contoh Cerpen Tempo : ‘La Vita e Viaggio’ </h3><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Pernahkah kau mendengar frasa yang mengatakan bahwa hidup hanyalah perjalanan? Aku menyukai gagasan ini, terutama setelah membaca kumpulan puisi yang ditulis oleh seorang penyair yang sangat kusukai, ia satu-satunya penyair yang mampu membuatku ingin menangis hanya karena tak mampu mengerti satu baris kunci dari berbaris-baris kata yang ditulisnya. </span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Dalam kumpulan puisi yang ia beri judul berdasarkan salah satu puisi yang ada di dalam kumpulan itu, ia menggambarkan dirinya sebagai obyek yang terus berjalan; lahir dan terjebak dalam perjalanan tanpa rencana. Tentu saja ia tak dapat menghindari pertemuan dan persinggungan dengan apa-apa yang ia temukan dalam perjalanan itu. </span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Karena ia seorang penyair—di buku tersebut—beberapa puisinya menjadi seperti oleh-oleh, tapi beberapa yang lainnya menjadi sesuatu yang lebih berarti sebagai tato atau bekas luka permanen akibat persinggungan dan pertemuan yang tak pernah ia rencanakan. </span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Karena aku begitu terpesona pada apa yang ia tulis, tiap kali selesai membaca satu puisi, aku akan melamunkan kejadian-kejadian yang kira-kira dialami oleh sang penyair hingga menghasilkan puisi yang baru selesai kubaca; apa yang ia pikirkan saat itu dan bagaimana akhirnya ia menemukan kata-kata yang bisa mewakili hal-hal yang bahkan lebih banyak dari kata yang bisa terbaca dalam satu judul puisinya. </span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Hal yang kemudian biasa terjadi kepadaku ketika menggandrungi sesuatu dengan berlebihan—seperti gagasan puisi sebagai tanda bahwa hidup kita tak lebih hanyalah sebuah perjalanan seperti yang dikatakan penyair itu—adalah aku akan menilai diriku menurut dasar-dasar terbatas yang aku peroleh dari hasil pemikiranku sendiri;</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">apakah aku sudah cukup mampu untuk berjalan?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Apakah sesuatu telah menemukanku saat aku sedang dalam perjalanan tanpa rencana ini atau akulah yang menemukan sesuatu itu?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Apakah aku telah bersinggungan dengan sesuatu yang sebenarnya luput dari indra-indraku?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Apakah aku telah memiliki perjalanan yang bisa kutuliskan dalam puisi?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Pertanyaan terakhir ini sungguh menyakitkan karena pada akhirnya aku akan terjebak pada pertanyaan praktis: apakah aku mampu menulis puisi?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Sebuah puisi perjalanan?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Aku rasa tidak, aku yakin bahwa aku lahir di jalan yang berbeda dengan sang penyair.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Tapi begitulah, aku membawa ke mana-mana kesedihan akibat pertanyaan dan penilaian yang kubuat sendiri untuk diriku itu. Kemudian, dengan menyedihkan, aku menerjemahkan perjalanan abstrak dari gagasan yang ia tuliskan dalam bukunya itu menjadi perjalanan harfiah; aku mulai berjalan kaki, sembari waspada menangkap hal-hal yang mungkin bersinggungan denganku.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"> Aku berusaha menuliskan teks imajiner pada benda-benda yang kulihat saat berjalan; misalnya tulisan bangku taman di bangku taman yang kulewati, bunga mekar di atas bunga mawar yang sedang mekar di taman, dan dengan putus asa akan merangkai nama-nama obyek yang kulihat dan menambahkan sedikit kata sifat yang tidak asing bagi siapa pun yang mengerti bahasa yang kugunakan untuk menulis demi menghindari kesalahan fatal penggunaan kata atau cara menyusunnya dan berharap paling tidak mampu menghasilkan puisi yang layak untuk kubaca sendiri.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Aku terus melakukan hal itu berhari-hari, selalu kuluangkan waktu untuk menyusuri jalan-jalan yang sering kulewati untuk tujuan ini. Saat pergi bekerja atau kembali dari pekerjaan yang melelahkan, aku tetap menajamkan indra untuk menangkap obyek-obyek di sekitarku.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Tapi hingga berhari-hari tak satu puisi pun beristirahat dengan nyaman di dalam buku saku yang kubawa-bawa. Semua begitu kekanak-kanakan, aku membencinya, bahkan sebelum selesai menulis obyek yang kulihat, bahkan gagasan untuk membaca ulang apa yang kutulis sudah mampu membuatku membenci rencanaku sendiri.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Masalah lain adalah pengertianku tentang diriku sendiri, aku sangat memahami bahwa aku bukanlah orang yang memiliki ambisi tetap, jika pada akhirnya aku tak dapat memiliki apa yang kuinginkan, aku akan benar-benar melupakannya. Menurutku, itu lebih baik karena takkan ada gunanya terlalu berkeras pada hidupku sendiri.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Apakah Anda sedang mencari sesuatu?” tiba-tiba seorang wanita memudarkan rencanaku untuk sampai pada keputusan akhir dalam menulis puisi perjalananku.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Tidak ada, apakah ada yang aneh?”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Maaf, saya pikir Anda kehilangan sesuatu, karena Anda selalu terlihat menunduk seperti mencari-cari sesuatu di bangku taman, di trotoar, di lampu penyeberangan. Saya telah melihat Anda melakukan hal itu berhari-hari.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Aku tergoda untuk menjelaskan kepadanya bahwa aku sedang mencari sesuatu yang mungkin bersinggungan denganku, tapi aku tak mengerti bagaimana mengungkapkan atau mendeskripsikan sesuatu itu.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Oh benarkah? Bagaimana kau bisa memperhatikan semua itu? Apa kau ada di tempat ini setiap hari? Maaf, oh, bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Tidak, saya bekerja di toko seberang itu, tapi saya telah melihat Anda melintas berkali-kali. Anda tahu, tidak banyak pendatang atau orang-orang yang sering lewat di daerah ini.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Apa kau juga suka memperhatikan orang lain yang sering lewat di sekitar sini?” Aku bertanya. Entah mengapa aku jadi tertarik dengan gagasan mengamati semua orang ini, tentu saja kau bisa de-ngan mudah bersinggungan dengan orang-orang di mana saja, tapi bagaimana caranya bersinggungan dengan orang yang jauh dan hampir tidak dapat kau sentuh?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Ya, secara tidak sengaja saya terbiasa melakukan itu, setelah bertemu dengan seorang wanita yang membuat saya selalu curiga kepada orang-orang yang melintas dan sering saya lihat atau bahkan yang sangat dekat dengan saya.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Apa yang dilakukan wanita itu kepadamu? Oh maaf sebelumnya, kau bo-leh memanggilku Lenin.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Lenin? Nama itu sepertinya familier, saya sering mendengar orang menyebut-nyebut nama Lenin.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Tentu saja, ada beberapa orang di dunia ini yang memiliki nama sama denganku.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Salah satu di antaranya bahkan sangat terkenal karena apa yang telah dilakukannya, hingga sengaja maupun tidak kau akan mendengar juga namanya disebut-sebut.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Aku tersenyum, lalu kulanjutkan, “Nah begini, aku ingin bertanya tentang wanita yang memberimu perasaan curiga itu, apa yang sebenarnya telah dilakukan wanita itu kepadamu? Apa ia seorang pencuri atau apa?”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Tidak, tentu saja tidak, ia adalah salah seorang pelanggan tetap kami, seorang wanita yang sangat baik dan sopan.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Tapi jika ia bukan seorang penjahat, dan kau bilang ia memiliki sifat santun seperti itu, mengapa kau harus merasa curiga?”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Aku pikir jika wanita itu berperilaku baik seperti yang ia gambarkan kepadaku, wajarnya perasaan curiga tak akan muncul.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Seperti yang kau tahu, otak diciptakan untuk merespons sinyal, dan pada kondisi tertentu akan mengaktifkan suatu sistem bagian depan yang salah satunya akan mengakibatkan munculnya kecurigaan. Tapi apakah kesopanan dan perilaku santun pantas menjadi alasan bagi seseorang untuk curiga?</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Mungkin kecurigaan bisa menjadi jalan untuk bersinggungan dengan orang yang jauh dan bahkan tak tersentuh itu.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Bukan apa yang ia lakukan kepada saya yang membuat saya merasa seperti itu. Tapi sesuatu yang terus-menerus diceritakannya. Apakah Anda tahu psikiater yang membuka praktik beberapa blok dari taman ini?”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Kepalanya agak dimiringkan seperti hendak memberi tahu arah mana yang harus kulihat untuk menemukan tempat praktik psikiater yang ia maksudkan.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Ya, tentu,” hanya ada satu psikiater di daerah ini, jadi tentu aku mengetahuinya.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Wanita ini sering datang pada jam 3 sore, selalu meminta segelas air terlebih dulu, katanya ia harus meminum beberapa pil.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Ada dua botol kecil dan nama obat-obat itu asing bagi saya karena saya tak pernah melihat orang lain meminum obat yang sama. Tapi saya sempat mencatat salah satu nama obat itu karena suatu ketika saya pernah berlari ke tempat psikiater itu untuk mengambilkan obat untuknya.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Kalau tidak salah Levosulpride 50 mg. Apa Anda pernah mendengar nama obat itu?”</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Ya, tentu.” Levosulpride, ini akan membuatmu menggigil pada malam hari, mengeluh bahwa kau tak bisa tidur akibat sakit yang tiba-tiba muncul di bagian diafragma antara perut dan dada.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Benarkah? Hem, berarti ada orang lain juga yang meminum obat yang sama dengan wanita ini. Yang membuat saya mulai sering curiga adalah cerita yang ia tuturkan berulang, ia sering mengajak saya berbicara pada jam-jam seperti ini, pertama-tama ia menceritakan tentang alasannya sering mengunjungi psikiater itu.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Kau tahu aku tidak gila seperti yang kebanyakan orang pikirkan, begitu katanya selalu. Tentu saja saya tidak berpikir dia gila atau semacamnya. Lalu saya katakan bahwa saya mengerti ada beberapa orang yang mengunjungi psikiater untuk membantu menyembuhkan hal-hal lain.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Dia terlihat senang karena saya me-ngerti, kemudian ia membicarakan sebuah cerita pendek dari Ray Bradbury, judulnya Marioneets Inc. Apa Anda pernah membaca cerita itu?” Ia mencondongkan tubuhnya ke arahku, rambut cokelatnya terlihat lebih gelap.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Ya, tentu.” Aku pernah membaca cerita itu tapi tidak membuatku begitu terpesona seperti penyair yang sedang kugandrungi sekarang.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">“Dalam cerita itu, apa Anda ingat, ada seorang suami yang sengaja ingin menggantikan dirinya de-ngan sebuah mesin? Nah, wanita ini mengaku bahwa suaminya telah digantikan juga oleh mesin atau orang lain atau hal-hal semacamnya.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Ia menjelaskan perasaannya yang sangat menderita hingga saya juga ikut menderita karenanya. Katanya ia telah kehilangan suaminya saat kecelakaan mobil yang menimpa mereka dua tahun lalu, ia yakin suaminya telah meninggal di sampingnya karena ia tak lagi merasakan napas suaminya sesaat sebelum ia juga kehilangan kesadaran.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Tapi begitu ia terbangun dari koma yang panjang, ia melihat seorang laki-laki sedang duduk di samping ranjang dan menggenggam tangannya erat.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Orang itu sungguh terlihat seperti suaminya, ia tahu dengan pasti bahwa suaminya telah mati dan mungkin sudah dikuburkan saat ia sedang koma, orang yang duduk di kursi itu adalah pengganti suaminya. Anda tahu hal seperti itu bisa saja terjadi kan?”Ia terlihat sedikit gusar seperti takut akan perkataannya sendiri.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Ia diam mematung saat mengucapkan itu, aku tersenyum dan meninggalkannya di bangku taman. Sambil berjalan aku membuka halaman buku sakuku, belum ada obyek apa pun yang kutulis hari ini, mungkin inilah saatnya untuk sampai pada keputusan akhir dalam rencana menulis puisi perjalananku sendiri.</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Mungkin benar bahwa aku tak perlu melakukan apa yang tak bisa kulakukan, dan aku memang tak seharusnya memaksakan untuk mentato semua kejadian dalam hidupku dengan puisi. Mungkin itu akan tergambar dalam bentuknya yang lain, mungkin dalam coretan kekanak-kanakan di buku saku yang selalu kubawa-bawa ini, mungkin juga melalui halusinasi Veronica yang mengharuskannya menelan pil-pil itu. Yang kutahu pasti adalah hidup tak akan mentatonya dalam bentuk puisi yang kutulis untuk diriku sendiri. Tapi siapa peduli, La Vita e Viaggio, hidup hanyalah perjalanan…</span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Demikian Contoh Cerpen Tempo : ‘La Vita e Viaggio’. </span></div><div class="separator" style="clear: both; font-size: medium; text-align: left;"><span style="font-weight: normal;">Semoga bermafaat ya. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-DeQuv90IFVU/XI-Z3g6eCJI/AAAAAAAABaI/CGaec7Da1JIgQpDOktd4q26YZ_OPNRC0gCLcBGAs/s1600/home-office-336378_960_720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="960" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-DeQuv90IFVU/XI-Z3g6eCJI/AAAAAAAABaI/CGaec7Da1JIgQpDOktd4q26YZ_OPNRC0gCLcBGAs/s640/home-office-336378_960_720.jpg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: center;"><b>Cara Login dan Posting Artikel di Blogspot [Khusus Pemula]</b></div><div style="text-align: center;">Bagi yang sudah senior dalam nge-blog mungkin bisa melewati saya video ini. Tapi pemula yang mungkin saja belum tahu, silakan dilihat sampai habis. Semoga saja bermafaat. Salam.</div><br /><br /><iframe allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen="" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/wi0LyDANVRg" width="640"></iframe><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-xqnuWF61Nyk/XI-aNVdFmuI/AAAAAAAABaQ/qVcq1OzCB-wLXw1Cwb8bYmMsgwsLUr9AACLcBGAs/s1600/home-office-336581_960_720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Review Site di laptop" border="0" data-original-height="640" data-original-width="960" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-xqnuWF61Nyk/XI-aNVdFmuI/AAAAAAAABaQ/qVcq1OzCB-wLXw1Cwb8bYmMsgwsLUr9AACLcBGAs/s640/home-office-336581_960_720.jpg" title="Review Site di laptop" width="640" /></a></div><br />Pada awal Maret kemarin ketika saya mau pasang adsense di blog baru, tiba-tiba saja<b> Iklan Adsense tidak muncul di halaman blog</b>, pun demikian di beranda utama. Saya pikir saya ada masalah pada account iklan. Setelah saya pelajari, ternyata <b>info terbaru adsense adalah program site review</b>.<br /><br />Jadi begini. <b>Site review adalah langkah google memverifikasi blog yang akan ditayangkan iklan</b>. Karena belakangan ini pihak gugel lagi jengkel barangkali, atau lagi membasmi blog abal-abal yang merusak alogarima mesin pencarian. Karena banyak ditemukan blog yang hanya berisi artikel kopi paste tapi terlihat memasang adsense.<br /><br /><br />Sehingganya pada 2019 ini, program site review dikeluarkan. Dengan begitu gugel sendiri bisa mengetahui mana blog yang hanya sekedar asal jadi, atau memang blogger profesional.<br /><br />Saat memasang blog baru dengan iklan. Paling tidak akan mendapatkan beberapa pemberitahuan di sebelah kanan setelah kita menambahkan situs atau domain blog kita.<br /><br /><b>1. Pemberitahuan sedang menyiapkan</b><br />Pemberitahuan ini petanda bahwa situs kita akan segera direview. Lama reviewnya berdasarkan keterangan gugel sendiri memakan waktu 24 jam atau lebih. Hanya saja, status sedang bersiap ini menurut pengalaman saya kemarin sampai tiga hari barulah berubah status menjadi sedang ditinjau. <br /><b><br /></b><b>2. Pemberitahuan Sedang Ditinjau</b><br /><br />Pada tahap ini, situs kita sedang direview segala aturan yang dipersyaratkan oleh google Adsense. Semisal Sitemap, Contact, Disclaimer, about, TOS atau perangkat hak cipta lainnya yang bisa mempertanggungjawabkan konten blog yang kita kelola.<br /><br />Memang awal-awal saya ditolak saat site review. Karena memang belum tahu aturan terbarunya. Setelah saya tahu, semua saya perbaiki satu per satu persyaratannya.<br /><br /><b>3. Pemberitahuan Siap</b><br /> Tahapan ini adalah yang paling membahagiakan para blogger. Artinya blognya sudah diterima sebagai pathner iklan. Tinggal menunggu beberapa saat iklan akan segera muncul di blog.<br /><br /><b>4. Perlu Perhatian </b><br /> <br />Nanti kalau ada masalah, kita bakal diberi tahu apakah blog kita ada yang perlu diperbaiki atau tidak. Biasanya saran yang diberikan gugel adalah mendaftarkan blog kita di g<i>oogle consol</i>e. Fitur ini memudahkan gugel dalam melacak url yang diakses dari mesin pencari. Sehingga mempercepat site review blog kita.<br /><br /><b>5. Pemberitahuan Siap</b><br />Pemberitahun terakhir adalah siap menayangkan iklan. Pemberitahuan ini dikirim di email oleh gugel dengan ucapan selamat. Dengan begitu kita bisa bernafas legah karena sudah bisa nambah iklan di posisi yang kita sukai.<br /><br /><br />Berikut ini contoh site review yang saya lakukan kemarin. Ada yang sedang ditinjau ada yang memang sudah diterima. Alhamdulillah.<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-XrMMO6CQONQ/XIEBRZgtz9I/AAAAAAAABUc/VW4Bf__aoZosO9p4RrQLolmD-edBU30YgCLcBGAs/s1600/Seribupena.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="589" data-original-width="1093" height="344" src="https://2.bp.blogspot.com/-XrMMO6CQONQ/XIEBRZgtz9I/AAAAAAAABUc/VW4Bf__aoZosO9p4RrQLolmD-edBU30YgCLcBGAs/s640/Seribupena.png" width="640" /></a></div><br /><b>Beda Site Review dengan daftar Google adsense Baru</b> <br /><br />Perbedaan dari mendaftar google Ad sense baru dengan site review adalah pada metode verifikasi saja. Kalau pengajuan account Adsense memang tahapannya lama sekali. Bahkan meski sudah ada iklannya, meski harus melewati tahap verifikasi yang kedua. Sedangkan untuk site review, kita hanya menunggu situs kita diterima saja. Tidak serumit saat mendaftar iklan Adsense baru.<br /><br /><b></b><br /><b>Solusi jika ditolak saat Site Review Blog</b><br /><br />Paling tidak saya bisa memberi saran sederhana saja. Patuhi aturan adsense yang sudah ditetapkan. Yakni syarat utamanya disclaimer, TOS dan perangkat lainnya. Kemudian perbaiki konten blog. Usahakan jangan ada artikel kopas. Menulislah seasli mungkin.<br /><br />Berikutnya gunakan template yang responsive dan ringan. Karena dengan template ringan dan super seo semua akan memudahkan saat site review. Jangan sampai saat status peninjauan situs blog malah berantakan ngak karu-karuan. Saya pernah ngajuin site review lalu ternyata domain itu tidak aktif. Saya lupa kalau domain itu sedang terparkir. Alhasil mendatkan pemberitahuan dari gugel kalau saya harus memberikan perhatian pada domain itu.<br /><br />Nanti kalau sudah diterima Site reviewnya, barulah mau ganti template sesuka teman-teman bisa. Asalkan proses verifikasi sudah selesai. Selebihnya ya terserah teman-teman. Yang pasti, jadilah blogger yang sabar. Blogger memang butuh investasi waktu dan energi.Kalau tidak bakal terjungkal di pertengan jalan. Jadikan saja blogger adalah bagian dari kesenangan. Dengan begitu, paling tidak kita nge-blog bisa lebih enjoy.<br /><br /><br />Baiklah kawan-kawan. Saya kira itu saja yang bisa saya bagikan soal site review adsense. Ya semoga saja bermanfaat. Jika ada yang punya pengalaman berbeda, silakan diskusi di komentar aja ya. salam.